Cerita di Balik Patung Bayi Sakah,Lokasinya Tak Jauh dari Kecelakaan Nahas Bassis Navicula

Cerita di Balik Patung Bayi Sakah,Lokasinya Tak Jauh dari Kecelakaan Nahas Bassis Navicula

BandarJudiQQ

Indra Made,Bassis Navicula,mengalami kecelakaan di Jalan Raya Sakah,Gianyar,Sabtu dini hari.Tepatnya di selatan Patung Bayi Sakah.Bagi sebagian besar masyarakat Bali,tentu tidak asing dengan patung berbentuk bayi ukuran raksasa di simpang tiga Jalan Raya Sakah,Desa Batuan Kaler,Kecamatan Sukawati.Sedari 20-an tahun yang lalu,tak satupun ada yang diperbolehkan mengungkap bagaimana sejarah didirikannya patung yang dikenal sangat angker ini.

Akhirnya,Jero Mangku Ida Bagus Balik,keturunan pendonatur dan pencetus ide pembuatan patung itu mengungkapkan kepada Tribun Bali.Awalnya,Jero Mangku Ambara yang lebih akrab di sapa Ida Bagus Balik ini enggan mempublikasikan bagaimana sejarah berdiri dan filosifi patung yang sebagai simbolis Siwa Budha itu.Namun,setelah menentukan hari baik dan tentunya persiapan yang matang.akhirnya ia bersedia membuka kepublik untuk mengobati rasa penasaran masyarakat Bali.

"Sejak dulu,banyak siswa,mahasiswa dan media yang meminta penjelasan kepada saya.Namun,saya tidak jelaskan karena untuk membuka sejarah dan filosifinya harus di hari yang tepat dan kepada orang yang tepat pula,"ujar Gus Balik kepada Tribun Bali di rumah kediamannya di Desa Mas ,Ubud,Gianyar,pada hari Jumat.Patung sebagai simbolis Sang Hyang Siwa Budha itu ternyata di sebut Sang Hyang Brahma Lelare.Ide untuk membangun patung,berawal dari niat mantan Bupati Gianyar Cokorda Darana pada tahun 1989.

KAla itu,Cokroda Darana mengajak sejumlah praktisi sejarah dan prajuru desa Batuan untuk melaksanakan sangkep(rapat).Tujuan rapat adalah membahas kehendak Bupati Darana membuat patung di seluruh simpang tiga dan simpang empat yang ada di Kabupaten Gianyar."Kuncinya,adanya imbauan untuk membuat patung yang bisa dijadikan kebanggan,sekali lagi yang menjadi kebangggan.Pada saat itu di adakan rapat yang mengundang pakar-pakar sejarah untuk membahas patung apa yang akan di bangun,"ungkap Gus Balik sambil di temani rintikan hujan yang mengguyur Gianyar kala itu.

Rapat pertama ternyata tidak menghasilkan keputusan.Kebanyakan dari peserta rapat kala itu mengajukan ide membangun patung wayang,dan patung Kapten I Wayan Dipta.Menurut penjelasan dari Gus Balik,kalau patung wayang dan patung Kapten I Wayan Dipta,tidak akan menjadi kebanggan masyarakat Bali khususnya di Gianyar.Sebab,kata dia,kalau di daerah lain dibangun patung pejuang dan wayang,maka patung yang akan di buat itu tidak akan menjadi kebanggan lagi bagi masyarakat Bali.Khususnya Gianyar.

Akhirnya setelah dilaksanakan rapat kedua,diputuskanlah untuk membangun patung Sang Hyang Brahma Lelare itu.Brahma Lelare adalah patung berwujud bayi.Wujud bayi di pilih karena sesuai filosofi bahwa bayi adalah simbol kelahiran manusia di dunia.Lantas,mengapa patung itu dibangun di Jalan Raya Sakah,tepatnya di Banjar Belah Tanah?Mungkin itulah yang menjadi pertanyaan sebagian besar masyarakat Bali.Menurut penjelasan Gus Balik,Simbol Siwa Budha itu di bangun di sana karena tanah yang terdapat di simpang tiga Jalan Raya Sakah itu,secara niskala disebut Blah-Tanah-Sake-Ah,artinya di tengah belahan tanah,terdapat sebuah sake(adegan)dan ah(tidak ada batas antara atas dan bawah).

"Blah Tanah,Sake Ah,itulah Hyang Tibe.Di sebelah barat patung itu kan ada pura Hyang Tibe,"ucap pria berusia 64 tahun ini.Selain itu,dalam Bahasa Kawi,Gus Balik juga membuka filosofi Sang Hyang Brahma Lelare:Ang Ung Mang,Wijil Sang Hyang Tri Sakti.Sang Buk Buk Sah,Sang Hyang Gagak Aking --Patemuaning Siwa Budha Sakti Patwa Sang Hyang Brahma Lelare Pinake Ratuning Wisesa.

Secara garis besar,Gus Balik mengatakan,filosofi  itu bermakna pertemuan antara sakti Siwa dan sakti Budha yang di sebut Sang Hyang Widhi."Saktinya Siwa dann saktinya Budha di sana bertemu dan itulah yang sebenarnya di cari-cari oleh seluruh umat beragama,"tuturnya.Untukpenjelasan lebih dalam,Gus Balik enggan untu jelaskannya.Sebab,berbicara mengenai filosofi yang lebih mendalam,kata dia sangatlah rumit dan membutuhkan waktu yang cukup lama.Ia mengatakan,membahas seluk beluk patung sakah secara mendalam sama halnya membahas Tuhan.

"Kalau semuanya di ulas tidak bisa.Tidak boleh sembarangan dan tidak waktunya tidak bisa hitungan jam.Kalau ditulis juga tidak akan habis,Sebab,kalau mengulas itu sama dengan mengulas Ida Sang Hyang Widhi Wasa,"pungkas Gus Balik dengan tegas.Artikel ini telah tayang dengan judul Dikenal Angker,ini Cerita Dibalik Adanya Patung Bayi Sakah,Dekat TKP kecelakaan Bassist.

Comments

Popular posts from this blog

Probosutedjo Pernah Bilang Banyak Orang Tak Percaya Statusnya sebagai 'Adik'Pak Harto

Surati Jokowi,Petani Minta Presiden Lihat Langsung Konflik Lahan Sawit Way Kanan

Dikenal Cantik dan Bersuara Merdu,Jangan Kaget Lihat Rara LIDA Tanpa Make Up,Ini Foto-Fotonya!